Search Anything You Need

Sabtu, 24 September 2011

Iman Itu Kepedulian



“Aku melakukan sholat dan aku ingin
memperpanjang bacaannya
akan tetapi, tiba-tiba aku mendengar suara
tangis bayi sehingga
aku memperpendek sholatku karena aku tahu
betapa gelisah ibunya karena tangis bayi itu.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari
dan Muslim) Subhanallah… Maha Suci Allah.
Sholawat dan Salam semoga
senantiasa tercurah kepada Kanjeng Baginda
Rasulullah SAW, manusia paling Peduli, wujud dari kekuatan
iman dan ketinggian
ilmunya. Suatu ketika Rasulullah sedang
mengimami shalat berjamah. Tiba-
tiba beliau mendengar ada seorang bayi menangis
di barisan belakang. Rasulullah segera memendekkan bacaan
ayat-ayat Al-
Quran. Beliau mengetahui bahwa bayi yang
menangis itu karena
ingin menyusu kepada ibunya yang kebetulan
sedang ikut shalat berjamaah. Demikianlah, Rasulullah senantiasa
memperhatikan kepentingan
orang lain (umat) dan mengenyampingkan
kepentingan dirinya
atau kepuasan dirinya semata-mata, bahkan
ditengah ritual shalat yang dilakukannya, sikap peduli tetap terpatri
dalam jiwanya.
Itulah Rasulullah. Manusia paling kuat imanya,
paling tinggi
ilmunya, paling Peduli kepada sesama. Peduli
dengan hati, hingga beliau merasai bagaimana gundah hati seorang ibu. Kadang kita sibuk sekali
membicarakan fiqh-fiqh ritual, tapi kita
lupa disekitar kita ada banyak orang (umat)
yang membutuhkan
kepedulian kita. Ada banyak anak yatim yang
kesepian butuh kasih sayang orang tua. Kadang kita berapi-api di
atas mimbar mengkhutbahkan amar
ma’ruf nahi munkar, tapi kita terlupa ada fakir
miskin yang
meringis menahan lapar disekitar kita. Kadang
kita semangat sekali berdiskusi tentang masa depan anak-
anak kita, tapi ketika lewat di jalan raya ada
terlintas anak jalanan
yang tak terurus kita hanya berlalu tanpa makna
seolah masa depan
itu hanya milik anak-anak kita. Astaghfirullah… Itulah cerminan iman kita. Itulah cerminan hati
kita. Al Iman Al Ihtimam, Iman Adalah
Kepedulian. “Bukanlah menghadapkan wajahmu
ke arah timur dan barat itu
suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya
kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-
malaikat, kitab-
kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang
dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba
sahaya, mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya
apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
mereka Itulah
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka
Itulah orang-
orang yang bertakwa.” (QS. 2:177)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar